Dinamika Aqidah Islam




Oleh: Abdurrahman Al-Baghdadi


hayatulislam.net - Kata Pengantar

Aqidah Islam ialah menyaksikan dan meyakini kalimah “laa ilaaha illalah Muhammad Rasulullah” yang artinya: Tiada tuhan yang patut disembah dan ditaati selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah. Di atas kesaksian inilah didirikan Islam dengan segala aspeknya, termasuk amal-amal sholeh yang berupa ibadah dan taqarrub (pendekatan diri kepada Allah SWT). Bersabda Rasulullah Saw:

“Islam itu dibangun atas lima perkara : Syahadat bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah, medirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan (ibadah) haji dan berpuasa (shaum di bulan) Ramadhan.” [HSR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i].

Lima perkara di atas merupakan dasar Islam “Arkanul Islam”. Statusnya sebagai dasar Islam karena lima perkara tersebut mencakup segi aqidah dan amal sholeh yang dilaksanakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Namun, ini bukan berarti bahwa Islam hanya terbatas pada lima pilar/dasar tersebut, yakni pada masalah-masalah aqidah dan ibadah saja; melainkan mencakup seluruh aspek kehiddupan, seperti mu’amalaat (hubungan antara sesama masyarakat dan antara negara dan rakyat), math’umaat (makanan dan minuman), malbusaat (pakaian dan perhiasan), ‘uqubaat (hukuman terhadap pelanggaran dan kejahatan), bayyinaat (pembuktian perkara di dalam pengadilan) dan akhlak (budi pekerti).

Atas dasar inilah, maka Aqidah Islam telah menjadi asas bagi segala sesuatu: asas bagi kehidupan individu dan masyarakat, asas bagi negara, asas bagi hukum dan undang-undang, asas bagi partai-partai politik, asas bagi lembaga-lembaga pendidikan (sekolah-sekolah negeri dan swasta), dan asas bagi sains dan ilmu pengetahuan.

Aqidah Islam memang aqidah yang sederhana (mudah dicernak), tidak berbelit, lugas dan sesuai dengan fitrah manusia. Selain itu aqidah Islam ada-lah aqidah yang agung dan mulia, karena ia berasal dari Allah SWT. yakni dari Wahyu (al-Qur’an dan Hadits mutawatir). Maka Aqidah Islam telah dibangun diatas bukti-bukti yang nyata dan hujjah-hujjah yang tak terpatahkan. Oleh Karena itu, seluruh bangsa Arab di masa Nabi telah menganutnya, sehingga jumlahnya mencapai lebih dari sepuluh juta orang. Sekarang jumlah kaum muslimin mencapai 1 1/4 miliar.

Setiap muslim mengakui Rasulullah saw sebagai suri teladan yang baik. Di tangannya telah lahir generasi sahabat yang tangguh dalam beraqidah, tangkas, cerdas, terampil dan kuat dalam memegang syari’at. Merekalah yang telah mewarisi agama ini (Islam) dan menyebarkannya kepada segenap umat manusia.

Shahabat Rasulullah tidak pernah mengarang buku yang khusus membahas tentang aqidah. Sebab, al-Qur’an sebagai wahyu Allah SWT dan Sunnah Rasul telah menguraikan Aqidah Islamiyah secara mendetail, bahkan mencukupi seluruh kebutuhan Rohani dan peraturan hidup mereka. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai wahyu Allah SWT telah merangsang tumbuhnya putra-putra kaum Muslimin di masa lampau sehingga mereka mampu berijtihad, menggali dan menciptakan sistematika pengkajian Islam dan medote pemikiran atau cara pemahaman yang Islami.

Ketangguhan umat dalam menghadapi tantangan zaman memang senantiasa teruji, yaitu sampai sejauh mana ia mampu menampilkan Islam dalam bentuknya yang tangguh dan tinggi. Generasi terdahulu telah membuktikannya. Tetapi kini....?

Bagaimanapun juga Islam harus difahami sebagaimana adanya, yaitu sebagai sebuah sistem kehidupan yang mengatur segala urusan hidup manusia, dengan aqidah Islam sebagai basis bagi berdirinya bangunan umat, masyarakat dan negara.

Memang aqidah Islam yang memiliki lebih dari 60 cabang. Ia tentu saja sangat memerlukan kajian lebih lanjut. Oleh karena itu, apa yang tercantum dalam buku ini adalah merupakan fondasi dasar bagi aqidah Islam yang sesungguhnya telah diketahui oleh setiap Muslim meskipun mereka belum mengetahui dalil-dalilnya.

Nanti pada kesempatan lain, insya Allaah, akan disusun bagian kedua dari “Serial Aqidah Islamiyah” ini, yaitu masalah “Qadla' dan Qadar”.

Pada serial-serial selanjutnya akan dibahas berbagai masalah-masalah aqidah lainnya, seperti “Al-Qadar” (takdir), “Al-Huda Wa ad-Dhalalah” (Petunjuk dan Sesat), “Al-Rizq” (Rizki), “Al-Ajal” (Mati karena habis umur), dan lain sebagainya dengan uraian yang dapat menjadikan aqidah umat Islam ini kokoh dan dinamis kembali.

Hanya kepada Allaah SWT jua kita serahkan segalanya.

http://www.hayatulislam.net/Buku/Dinamika%20Aqidah%20Islam.zip

0 komentar for �Dinamika Aqidah Islam�

Leave comment

Recent Post

Coming Soon